Kupas Tuntas Perihal Istighfar

Rabu, 11 Februari 2015


Dalam kajian kali ini kami sangat ingin berbagi pada pembaca mengenai ISTIGHFAR yang bila kita lakukan dengan sungguh-sungguh dan Istiqomah, maka urusan yang berkaitan dengan masalah dunia dan akhirat dapat teratasi. Bagi pembaca yang belum mendapatkan pendamping, bertahun-tahun belum dikaruniai anak, maka lazimkan Istighfar ini yang akan kami Kupas Tuntas dalam artikel di bawah ini

Untuk mengetahui kedudukan istighfar (memohon ampun dari dosa) dalam rangkaian pembinaan Iman dan Islam, kita perhatikan firman Allah SWT di bawah ini :
“Katakanlah: “Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?” Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo`a: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka, (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta`at, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (Q.S. Ali Imran: 15-17)
Ayat ini tegas benar menyatakan sifat-sifat orang yang taqwa kepada Allah, Tuhan seru sekalian alam. Mereka senantiasa mempergunakan waktu sahur untuk memohon kepada Allah semoga dosa-dosanya diampuni Allah. Maka dengan ayat ini nyatalah bahwa istighfar (memohon ampun dari segala dosa), termasuk salah satu rangka dari rangkaian Iman dan Islam, yang wajib ditegakkan oleh seluruh ummat. Memang Tuhan telah memerintahkan supaya para hamba beristighfar. Diantaranya perintah-Nya yang tersebut dalam ayat-ayat di bawah ini :
“Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Q. S. Al-Muzammil: 20)
“maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (Q. S. An-Nashr:3)
Kedua ayat tersebut, menegaskan bahwa di antara tugas yang diperintahkan kepada ummat untuk melaksanakannya dengan sempurna dan sebaik-baiknya, ialah tugas “beristighfar” (memohon ampun kepada Allah dari segala dosa).
Sebenarnya memohon ampun itu adalah suatu hal yang tiada perlu kiranya untuk diperintahkan, karena tiap-tiap orang yang berdosa, dengan sendirinya, harus merasa perlu untuk beristighfar itu. Akan tetapi boleh jadi oleh karena sebahagian manusia mungkin sanksi tentang boleh atau tidaknya beristighfar itu, maka untuk menghilangkan kesanksian itu, Allah memerintahkannya dengan tegas sekali. Karena itu berbahagialah kiranya orang yang dapat mempergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya.
Pengertian Istigfar
Istighfar itu ialah  : “Menundukkan jiwa, hati dan pikiran kepada Allah seraya memohon ampun dari segala dosa.” Demikianlah pengertian istighfar. Maka dengan memperhatikan pengertian istighfar itu, nyatalah bagi kita bahwa hanya semata-mata menyebut dengan lisan kalimah-kalimah Astaghfirullah, Astaghfirullah, Astaghfirullah tidaklah ada gunanya, jika tidak disertai oleh hati dan pikiran yang bulat hendak beroleh ampunan dari Allah. Oleh karena itu, hendaklah istighfar itu dilakukan bersama-sama oleh lisan yang mengucapkannya dan oleh jiwa yang benar-benar tunduk dan harap akan beroleh ampunan.
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Q.S. Thaahaa: 82)

Tempat Dan Waktu Istighfar
Rasulullah SAW telah menunjukkan kepada kita tempat-tempat dan masa-masa beristighfar. Maka seyognyalah kita menjaga tempat-tempat dan masa-masa itu, semoga apabila kita beristighfar, diperkenankan Allah juga hendaknya. Maka tempat-tempat dan masa-masa istighfar itu, ialah sebagai diterangkan di bawah ini :
a. Sepanjang hari, sepanjang malam.
Rasulullah SAW bersabda : “Bertaubatlah kamu kepada Allah, karena sesungguhnya aku sendiri bertaubat kepada-Nya tiap-tiap hari seratus kali.”
b. Sesudah mengerjakan suatu dosa.
Rasulullah SAW bersabda : “Tidaklah ada seseorang hamba yang ddosa, kemudian ia segera berwudhu’ sebaik-baiknya, sesudah itu mengerjakan sembahyang dua rakaat kemudian ia memohon ampun kepada Allah atas perbuatan dosanya itu melainkan Allah akan mengampuninya.” (H. R. Abu Daud)
c. Ketika hendak meninggalkan suatu majelis.
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa duduk di dalam suatu majelis, dan terjadi di dalamnya kesibukan-kesibukan pembicaraan, lalu sebelum ia bangun hendak meninggalkan majelis itu ia membaca : “Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu anla ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaika”. (Maha Suci Engkau wahai Tuhanku, seraya memuji Engkau, aku mengakui bahwa tak ada Tuhan yang sebenarnya berhak disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada Engkau dan aku bertobat kepada Engkau), niscaya Allah menutup dosanya yang terjadi di dalam majelis itu.” (H. R. At-Turmudzi)
d. Di kala sahur.
Rasulullah SAW bersabda : “Tuhan kita turun ke langit dunia pada tiap-tiap malam, yaitu waktu sepertiga yang akhir dari malam, seraya berfirman : Siapakah yang akan berdoa niscaya Aku perkenankan dan siapakah yang akan meminta, niscaya Aku memberinya dan siapakah yang akan meminta ampun niscaya Aku ampuni ?” (H. R. Muslim)
e. Di kala hendak tidur.
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa membaca Astaghfirullaha‘lladzi laa ilaha illa huwa’l haiyu‘l qayyuum wa atuubu ilaihi. (Aku memohon ampun kepada Allah, yang tidak ada Tuhan selain-Nya, lagi berdiri sendiri dan aku bertobat kepada-Nya), tiga kali, niscaya diampunilah segala dosa-dosanya.” (H. R. At Turmudzi)
f. Disaat keluar dari WC.
Disaat  keluar dari WC, Rasulullah SAW selalu membaca Ghufraanaka (Aku memohon ampunan Engkau wahai Tuhanku). (H. R. Ibnu Majah)
g. Rasulullah SAW bersabda : Mohonlah ampun kepada Allah untuk saudaramu yang telah dikuburkan ini dan mohonlah pula keteguhan dalam menjawab soal yang ditanyakan kepadanya karena dia sekarang sedang ditanyai.” (H. R. Abu Daud)
h. Ketika berjumpa dengan teman sejawat.
Rasulullah SAW bersabda : “Apabila berjumpa dua orang Muslim, kemudian keduanya berjabat tangan, sama memuji Allah dan sama memohon ampun kepada Allah, niscaya diampuni Tuhan kedua-duanya.”
“Apabila engkau berjumpa dengan seseorang yang baru pulang dari haji, ucapkanlah salam kepadanya dan jabatlah tangannya, kemudian mintalah kepadanya supaya ia memohon ampun untukmu kepada Allah sebelum ia masuk ke rumahnya, maka sesungguhnya permohonannya itu akan dikabulkan Tuhan.” (H. R. Abu Daud)
Rasulullah SAW bersabda : “Maka apabila kamu melihat gerhana, segeralah kamu menyebut nama Allah, berdoa kepada-Nya dan memohon ampun.” (H. R. Bukhary)
i. Ketika ditimpa kegundahan dan kegelisahan.
Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa membiasakan beristighfar kepada Allah, maka Allah melapangkan kesempatan mereka dan melenyapkan kegelisahan mereka.” (H. R. Abu Daud dan Ibnu Majah)
j. Ketika minta hujan.
Firman Allah SWT :
“maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, –sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Q.S. Nuh: 10-12)
Kalimah-Kalimah istighfar
Di antara bentuk-bentuk kalimah istighfar yang sering diucapkan sebagai berikut :
a.  Astaghfirullah, Astaghfirullah (Saya memohon ampun kepada Allah, saya memohon ampun kepada Allah)”.
b.  Astaghfirullahal’adhim (Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung)”.
c.  Astaghfirullahal’adhim wa atuubu ilaih (Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dan bertobat kepada-Nya)”.
d.  Astaghfirullahal’adhim minkulli dzanbin wa atuubu ilaih (Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dari segala dosa dan bertobat kepada-Nya)”.
e.  Astaghfirullahal’adhim alladzii laa ila ha illa huwal hayyuul qayyuum wa atuubu ilaih (Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung yang tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri dan saya bertobat kepada-Nya)”.
f.   Allahummaghfiratuka awsa’u min dzunuubi wa rahmatuka arjaa min ‘amalii (Wahai Tuhanku, ampunan Engkau sesungguhnya lebih luas dari dosa-dosaku, dan rahmat Engkau lebih kuharapkan dari amalku sendiri).”
g.  Rabbighfirlii wa tub ‘alayya innaka antatawwaabur rahiimWahai Tuhanku, ampunilah kiranya aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Tuhan yang maha menerima taubat lagi maha pengasih).” (
h.  Allahumma anta Rabbi Laa ilaaha illa anta khalaqtanii wa ana abduka wa ana ‘aala ahdika wa wa’dika – Mastatho’tu A-‘uudzubika minsyarrimaa shona’tu abuu-ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu-‘u bidzambii faghfirlii fainnahu Laa yaghfirudz-dzunuu-ba illa anta (Wahai Tuhanku, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang berhak kusembah kecuali hanya Engkau sendiri. Telah Engkau jadikan aku dan aku ini adalah hamba-Mu, dan aku ini senantiasa di dalam genggaman dan ketetapan-Mu. Tidak adalah kesanggupan sedikit juapun padaku, aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan-kejahatan apa yang telah kulakukan. Aku menyadari akan segala nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan aku tahu pula akan dosaku, maka ampunilah kiranya aku, karena sesungguhnya tiadalah yang mengampuni dosaku itu hanya Engkau.”
Kalimat istighfar pada point h disebut oleh Rasulullah sebagai Penghulu Istighfar (Sayyidul Istighfar). Itulah beberapa bentuk kalimat istighfar namun masih banyak lagi yang lainnya.
Keutamaan istighfar
Agar para ummat gemar untuk beristighfar, maka Allah telah menerangkan fadhilah (keutamaan-keutamaan) istighfar itu di dalam beberapa ayat-ayat Al-Qur’an :
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. “ (Q.S. Huud: 3)
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka.”(Q.S. Ali ‘Imran: 135)
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. An Nisaa’: 110).
Dari ayat-ayat tersebut di atas, nyatalah bagi kita bahwa Allah akan memberikan kenikmatan bagi orang-orang yang suka memohon ampun kepada Allah terhadap segala dosanya. Dan diantara sifat-sifat orang Mu’min yang terpuji, yang dapat juga kita kutip dari ayat-ayat itu adalah segera mengingat Allah jika pada suatu waktu terperosok ke dalam perbuatan dosa dan tidak membiarkan diri terlalu lama terapung-apung di dalamnya, tetapi segera memohon ampunan kepada-Nya.
Dan dengan ayat-ayat itu Allah menerangkan juga bahwa Dia bersedia menerima permohonan hamba-hamba-Nya itu.
Kita perhatikan pula pesan-pesan Rasulullah SAW yang berkenaan dengan istighfar” ini :
a. “Barangsiapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah melepaskan tiap-tiap kegundahan mereka, melepaskan tiap-tiap kesempitan mereka dan memberinya rezki secara tak terduga-duga.” (H. R. Abu Daud).
b. “Bahwasanya orang Mu’min apabila berdosa dengan sesuatu dosa, timbullah suatu titik hitam di hatinya. Jika ia tobat, menjauhkan diri dari dosa itu seraya memohon ampun, maka licinlah hatinya itu kembali. Tetapi jika ia menambah dosa-dosanya, hatinyapun bertambah hitam hingga seluruhnya menjadi gelap. Itulah yang menutupi hati, telah diterangkan Allah di dalam kitab-Nya : Tidak, sekali-kali tidak, sebenarnya hati mereka telah ditutupi oleh dosa-dosa yang mereka lakukan.” (H. R. an Nasaiy)
c. “Bahwasanya hatiku sering benar tertutup : karena itu aku selalu memohon ampun kepada Allah setiap hari seratus kali.” (H. R. Muslim)
d. “Apabila berdosa seseorang hamba, lalu segera mengucapkan : Allahummaghfirlii (Wahai Tuhanku, ampunilah kiranya dosaku), berkatalah Allah : Hambaku telah berdosa, tapi ia tahu bahwa Tuhannya akan menyiksanya lantaran dosa dan memberi ampun terhadap dosanya itu. Hambaku berbuatlah engkau apa yang engkau kehendaki dari amalan-amalan yang baik, Aku telah mengampuni dosamu.” (H. R. Al Bukhary Muslim)
Dalam kitab Musnad abu Hanifah karangan Imam Abu Hanifah disebutkan riwayat dari Jabir Bin Abdullah. Suatu hari Nabi SAW di datangi seseorang yang ingin punya keturunan. Nabi berkata , “hendaklah engkau memperbanyak istighfar dan sedekah, niscaya engkau akan diberi rezeki lantaran keduanya”. Jabir mengatakan…akhirnya laki-laki tersebut dikaruniai 9 anak laki-laki.
Kisah lain diuturkan oleh syaih “Aidh Al Qorni, penulis buku laris La Tahzan ( Jangan Bersedih). Ada seseorang yang tak kunjung punya keturunan. Para dokter sudah angkat tangan. Akhirnya ia datang ke seorang ulama yang memberinya saran “ Hendaklah kau perbanyak istighfar pagi dan sore hari”. Sesungguhnya Alloh menjanjikan kepada orang-orang yang beristighfar dengan harta dan keturunan. Akhirnya laki-laki tersebut menuruti saran itu dan mendapatkan keturunan yang sholeh-sholeh.
Dalam kisah nyata yang dimuat majalah Hidayatullah edisi Februari 2009 diceritakan seorang suami yang istrinya sakit parah telah melakukan banyak cara untuk kesembuhan istri tercintanya….namun tidak kunjung sembuh juga. Sang suami tersebut akhirnya menyerah dan pasrah total hanya memohon pertolongan Alloh SWT. Dengan melakukan Shalat Tahajud setiap malam, berdikir, dan memohon ampun atas segala dosa yang telah dilakukan. Hingga suatu malam tepatnya malam yang ke-37, sang suami antara sadar dan tidak sadar…seperti mendengar suara yang menyuruh untuk meminumkan air yang dibacakan istighfar pada isterinya. Kemudian ia melaksankan nasehat tersebut. Dan apa yang terjadi……Saat itu juga si isteri berangsur-angsur mulai sembuh. Subhanalloh…
Dari sekumpulan hadits mengenai soal istighfar dapat diambil kesimpulan, bahwa faedah-faedah istighfar adalah sebagai berikut :
  1. Memperoleh keutamaan dari pada Allah dan anugerah-Nya.
  2. Meruntuhkan tipu-daya iblis dan menghancurkan kesesatan-kesesatan yang disuruhkannya.
  3. Menegaskan bahwa tiap-tiap sesuatu itu hanya hasil dari iradat Allah jua.
  4. Menawarkan hati yang gundah karena dosa.
  5. Menghilangkan kesusahan, meluaskan rezeki dan memenuhi hajat.
  6. Memperoleh bagian yang tertentu dari pada Allah, lantaran beristighfar itu.
  7. Mensucikan diri dari kesalahan.
  8. Mencegah malaikat menulis kesalahan. Apabila seseorang hamba berdosa, berhentilah malaikat seketika dari menulis kesalahan itu di dalam buku catatan amalan orang, menanti-nanti kalau-kalau orang itu segera beristighfar ketika itu juga. Maka jika benar yang berdosa itu beristighfar, tiadalah jadi ditulis dosanya itu.
  9. Membersihkan hati dari lalai dan melicinkan hati dari kelupaan.
  10. Mendekatkan diri kepada Allah.
  11. Mewujudkan kemuliaan Allah dan menyeru-Nya dengan nama-nama-Nya yang husna.
  12. Mengkafarahkan sepuluh dosa.
  13. Menjadi sebab diterima tobat dan memperoleh “husnul khatimah”.
  14. Memperoleh keselamatan kesejahteraan.
  15. Istighfar anak kepada orang tuanya akan mengangkat derajat orang tuanya ke dalam surga. Rasulullah SAW bersabda : “Bahwasanya Allah mengangkat derajat seseorang hamba-Nya di dalam surga, maka si hamba itu bertanya : dari manakah saya memperoleh derajat ini, ya Tuhanku ? Allah menjawab : “Derajat ini kamu peroleh dari istighfar yang dilakukan oleh anakmu.” (H.R. Ahmad)
Demikianlah faedah-faedah istighfar yang telah diterangkan oleh beberapa hadits Rasulullah SAW.
Allah SWT berfirman :
“Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.” (Q.S.Thaahaa:123–127)
Disukai mengulang-ulangi istighfar tiga kali, sebagaimana  seperti doa. Diberitakan oleh Ibnu Mas’ud ujarnya : “Adalah Nabi SAW suka sekali mengulang-ulangi istighfar dan doanya, tiga kali tiga kali.” (H. R. Abu Daud)
Wallahu ‘alam


sumber : http://www.sarkub.com/2012/kupas-tuntas-perihal-istighfar/#ixzz3RS55AbXR 

Share this article :

0 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Salik DiBumi Alloh - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger